Electronic
Business Value
Matrix
Mengembangkan
E-Business merupakan suatu seni tersendiri bagi sebuah perusahaan.
Tidak
hanya karena sifatnya yang unik, setiap perusahaan harus memiliki strategi yang
berbeda
dengan perusahaan lainnya, walaupun mungkin keduanya berada pada industri
yang
sama. Salah hal utama yang harus dipahami oleh pemilik dan pengelola perusahaan
berbasis
E-Business, adalah mengetahui posisi keberadaan E-Business dalam kerangka
strategis
perusahaan. Amir Hartman memberikan sebuah kerangka dalam bentuk matriks
yang
layak untuk dipergunakan oleh perusahaan sebagai paduan dalam memahami hal
tersebut.
Kerangka yang bersangkutan diberi nama “E-Business Value Matrix” (Hartman,
2000).
Matriks
yang terdiri dari 4 (empat) kuadran ini memiliki dua dimensi sebagai variabel.
Dimensi
pertama adalah aspek yang berhubungan dengan seberapa kritikal keberadaan
E-Business
bagi perusahaan yang bersangkutan, sementara dimensi kedua mencerminkan
tingkat
inovasi dari aplikasi yang dipergunakan.
NEW
FUNDAMENTALS
• Cost Savings
• Webification
• Experience
Building
• Low Risk
OPERATIONAL
EXCELLENCE
•
Reengineering
• Leveraging
Strength
• Efficiency
Focused
• High Risk
RATIONAL
EXPERIMENTATION
• New Market
Segments
• Business
Model Shift
• New Revenue
Source
• Low/Moderate
Risk
BREAKTHROUGH
STRATEGIES
• Market
Creation
• New Business
Model
• Shift
Industry Dynamics
• High Risk
Kuadran
1: New Fundamentals
Perusahaan
pada kuadran ini adalah mereka yang mengimplementasikan aplikasi EBusiness
dengan
tujuan utama untuk menghemat biaya pengeluaran (cost saving). Alasan
ini
merupakan contoh klasik dari penggunaan teknologi informasi dan internet bagi
perusahaan.
Dilihat dari segi kebutuhan, keberadaan jenis aplikasi ini tidaklah kritikal
bagi
perusahaan karena sifatnya sebagai tambahan (optional). Jenis aplikasi yang
dipergunakanpun
cukup umum dipergunakan oleh perusahaan lain, termasuk oleh para
kompetitor
bisnis. Contohnya adalah dibangunnya situs perusahaan (website/homepage)
untuk
menekan biaya pembuatan brosur dan company profile, atau fasilitas electronic
mail
untuk mengurangi biaya telepon interlokal atau
internasional. Biasanya perusahaan
melakukan
pengembangan teknologi informasi jenis ini karena masih ingin melakukan
coba-coba
dengan aplikasi E-Business mengingat rendahnya resiko dan spesifikasi
sumber
daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikannya.
Kuadran
2: Rational Experimentation
Pada
kuadran kedua ini, peranan aplikasi E-Business belumlah merupakan hal yang
kritikal
bagi perusahaan, namun perusahaan berusaha untuk melakukan inovasi tertentu
yang
tidak dimiliki oleh pesaingnya. Tujuan utamanya adalah untuk mencoba mencari
penghasilan
tambahan baru (extra revenue) bagi perusahaan. Hal yang dapat dilakukan
sebagai
contoh adalah untuk mencoba mencari segmen pasar baru (new market segment)
dengan
adanya aplikasi E-Business. Contohnya adalah toko buku yang memungkinkan
seseorang
untuk membeli isinya saja (content and text) tanpa harus membeli bentuk
fisiknya.
Isi buku yang dibuat dalam format Microsoft Word ini dapat dengan mudah di
download
melalui situs perusahaan dan dicetak sendiri oleh pembelinya. Tentu saja harga
yang
ditawarkan menjadi lebih murah karena tidak adanya biaya produksi dan
distribusi.
Tidak
jarang perusahaan yang sukses melakukan eksperimen ini harus membangun suatu
model
bisnis baru yang memungkinkan para pelanggan barunya untuk secara fleksibel
membeli
barang atau jasa yang ditawarkan. Tingkat resiko harus ditanggung oleh
perusahaan
yang mencoba mengimplementasikan jenis aplikasi terkait berkisar antara
kecil
dan menengah (low to moderate).
Kuadran
3: Operational Experience
Perusahaan
pada kuadran ini harus memiliki suatu aplikasi E-Business tertentu mengingat
tingginya
ketergantungan perusahaan terhadap keberadaannya. Tanpa
mengimplementasikan
jenis aplikasi tertentu, maka perusahaan akan kalah bersaing
dengan
kompetitornya. Contohnya adalah penerapan aplikasi E-Business B-to-B dimana
perusahaan
membangun jaringan komputer yang menghubungkan sistem internalnya
dengan
sistem komputer rekanan bisnisnya (supplier) melalui internet. Dalam teori
supply
chain management, tujuan utama dari penerapan
teknologi informasi ini adalah
selain
untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan secara signifikan, juga untuk
mempertinggi
tingkat utilisasi sumber daya internal dan eksternal (resources leveraging).
Prinsip
di belakang implementasi aplikasi ini adalah untuk menciptakan suatu proses
bisnis
yang cheaper, better, faster pada internal perusahaan, sehingga yang
bersangkutan
dapat
menawarkan produk dan jasanya kepada pelanggan dengan lebih murah, lebih baik,
dan
lebih cepat. Karena implementasi jenis E-Business ini berkaitan erat dengan
manajemen
proses perusahaan, maka tidak heran jika harus dilakukan suatu
perubahanperubahan
pada
level operational (reengineering) sebagai salah satu kunci keberhasilan.
Tentu
saja perubahan ini bagi perusahaan memiliki arti tingginya resiko yang harus
dihadapi
selama proses perubahan berlangsung.
Kuadran
4: Breakthrough Strategies
Kuadran
terakhir ini merupakan suatu keadaan dimana perusahaan benar-benar
menggantungkan
dirinya pada kehandalan sistem E-Business yang dikembangkan.
Alasan
pertama adalah tingginya ketergantungan perusahaan terhadap aplikasi terkait.
Sementara
alasan kedua adalah karena perusahaan berusahan untuk membangun suatu
sistem
yang membedakannya dengan perusahaan-perusahaan lain dalam industri sejenis.
Contohnya
adalah virtual bank yang memungkinkan nasabahnya untuk melakukan
transaksi
perbankan dari berbagai kanal distribusi seperti personal computer, web-TV,
Personal
Digital Assistant, handphone, dan lain
sebagainya. Transaksi yang dapat
dilakukan
nasabah tidak hanya seputar transfer uang saja, namun lebih jauh lagi dapat
untuk
melakukan hal-hal lain seperti membayar rekening listrik dan telepon, memesan
kebutuhan
sehari-hari, bermain saham, dan lain sebagainya. Hal tersebut dimungkinkan
untuk
dilakukan karena bank tersebut telah menjalin hubungan secara on-line dan
real
time
dengan berbagai rekanan bisnisnya. Tentu saja
kemudahan-kemudahan tersebut
merupakan
kekuatan dan keunggulan perusahaan dibandingkan dengan bank-bank
lainnya.
Dengan dibangunnya aplikasi-aplikasi E-Business yang kompleks dan canggih,
perusahaan
secara signifikan dapat meciptakan suatu segmen pasar baru dimana
konsumen
dapat melakukan pembelian terhadap produk atau jasa perusahaan dari mana
saja,
kapan saja, dan dimana saja. Melihat tingkat kesulitan dan tingginya
ketergantungan
perusahaan
pada infrastruktur teknologi informasinya (karena hampir seluruh revenue
berasal
darinya), maka resiko yang dihadapi pun tidaklah kecil.
Pada
akhirnya, perusahaan harus benar-benar jeli dalam mempermainkan portofolio
aplikasi-aplikasi
E-Business dalam perusahaannya. Memahami proses pemetaan masing
masing
jenis aplikasi internal pada E-Business Value Matrix berarti pula mencoba untuk
mengerti
prinsip-prinsip bisnis yang harus dipergunakan sebagai pegangan. Kuadran 1
dan
Kuadran 3 pada prinsipnya bertujuan untuk melakukan efisiensi, sehingga
justifikasi
pembelian
aplikasi dengan manfaat yang diperoleh harus dipertimbangkan secara
sungguh-sungguh
(cost and benefit), sementara Kuadran 2 dan Kuadran 4 merupakan
usaha
untuk meningkatkan sumber pendapatan perusahaan, sehingga harus dipelajari
sungguh-sungguh
efektivitas model bisnis yang ditawarkan kepada pelanggan. Perspektif
lain
dapat pula dipergunakan dalam melakukan analisa. Contohnya adalah Kuadran 3
dan
Kuadran 4 yang memiliki fungsi yang kritikal bagi perusahaan, sehingga mau
tidak
mau
perusahaan harus memilikinya dan mengimpelemtnasikannya secara efektif.
Sementara
Kuadran 1 dan Kuadran 2 merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan akan
aplikasi
E-Business hanya merupakan suatu tambahan belaka bagi perusahaan (nice to
have).
Dengan mengerti secara sungguh-sungguh peranan aplikasi E-Business bagi
perusahaan,
maka nischaya manajemen dapat menentukan dan mengembangkan strategi
yang
tepat dan sesuai dengan visi dan misi usaha yang dicanangkan