Sunday, June 30, 2013

Electronic Business Value Matrix


Electronic Business Value
Matrix

Mengembangkan E-Business merupakan suatu seni tersendiri bagi sebuah perusahaan.
Tidak hanya karena sifatnya yang unik, setiap perusahaan harus memiliki strategi yang
berbeda dengan perusahaan lainnya, walaupun mungkin keduanya berada pada industri
yang sama. Salah hal utama yang harus dipahami oleh pemilik dan pengelola perusahaan
berbasis E-Business, adalah mengetahui posisi keberadaan E-Business dalam kerangka
strategis perusahaan. Amir Hartman memberikan sebuah kerangka dalam bentuk matriks
yang layak untuk dipergunakan oleh perusahaan sebagai paduan dalam memahami hal
tersebut. Kerangka yang bersangkutan diberi nama “E-Business Value Matrix” (Hartman,
2000).
Matriks yang terdiri dari 4 (empat) kuadran ini memiliki dua dimensi sebagai variabel.
Dimensi pertama adalah aspek yang berhubungan dengan seberapa kritikal keberadaan
E-Business bagi perusahaan yang bersangkutan, sementara dimensi kedua mencerminkan
tingkat inovasi dari aplikasi yang dipergunakan.

NEW
FUNDAMENTALS
• Cost Savings
• Webification
• Experience Building
• Low Risk
OPERATIONAL
EXCELLENCE
• Reengineering
• Leveraging Strength
• Efficiency Focused
• High Risk
RATIONAL
EXPERIMENTATION
• New Market Segments
• Business Model Shift
• New Revenue Source
• Low/Moderate Risk
BREAKTHROUGH
STRATEGIES
• Market Creation
• New Business Model
• Shift Industry Dynamics
• High Risk

Kuadran 1: New Fundamentals
Perusahaan pada kuadran ini adalah mereka yang mengimplementasikan aplikasi EBusiness
dengan tujuan utama untuk menghemat biaya pengeluaran (cost saving). Alasan
ini merupakan contoh klasik dari penggunaan teknologi informasi dan internet bagi
perusahaan. Dilihat dari segi kebutuhan, keberadaan jenis aplikasi ini tidaklah kritikal
bagi perusahaan karena sifatnya sebagai tambahan (optional). Jenis aplikasi yang
dipergunakanpun cukup umum dipergunakan oleh perusahaan lain, termasuk oleh para
kompetitor bisnis. Contohnya adalah dibangunnya situs perusahaan (website/homepage)
untuk menekan biaya pembuatan brosur dan company profile, atau fasilitas electronic
mail untuk mengurangi biaya telepon interlokal atau internasional. Biasanya perusahaan
melakukan pengembangan teknologi informasi jenis ini karena masih ingin melakukan
coba-coba dengan aplikasi E-Business mengingat rendahnya resiko dan spesifikasi
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikannya.
Kuadran 2: Rational Experimentation
Pada kuadran kedua ini, peranan aplikasi E-Business belumlah merupakan hal yang
kritikal bagi perusahaan, namun perusahaan berusaha untuk melakukan inovasi tertentu
yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Tujuan utamanya adalah untuk mencoba mencari
penghasilan tambahan baru (extra revenue) bagi perusahaan. Hal yang dapat dilakukan
sebagai contoh adalah untuk mencoba mencari segmen pasar baru (new market segment)
dengan adanya aplikasi E-Business. Contohnya adalah toko buku yang memungkinkan
seseorang untuk membeli isinya saja (content and text) tanpa harus membeli bentuk
fisiknya. Isi buku yang dibuat dalam format Microsoft Word ini dapat dengan mudah di
download melalui situs perusahaan dan dicetak sendiri oleh pembelinya. Tentu saja harga
yang ditawarkan menjadi lebih murah karena tidak adanya biaya produksi dan distribusi.
Tidak jarang perusahaan yang sukses melakukan eksperimen ini harus membangun suatu
model bisnis baru yang memungkinkan para pelanggan barunya untuk secara fleksibel
membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Tingkat resiko harus ditanggung oleh
perusahaan yang mencoba mengimplementasikan jenis aplikasi terkait berkisar antara
kecil dan menengah (low to moderate).

Kuadran 3: Operational Experience
Perusahaan pada kuadran ini harus memiliki suatu aplikasi E-Business tertentu mengingat
tingginya ketergantungan perusahaan terhadap keberadaannya. Tanpa
mengimplementasikan jenis aplikasi tertentu, maka perusahaan akan kalah bersaing
dengan kompetitornya. Contohnya adalah penerapan aplikasi E-Business B-to-B dimana
perusahaan membangun jaringan komputer yang menghubungkan sistem internalnya
dengan sistem komputer rekanan bisnisnya (supplier) melalui internet. Dalam teori
supply chain management, tujuan utama dari penerapan teknologi informasi ini adalah
selain untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan secara signifikan, juga untuk
mempertinggi tingkat utilisasi sumber daya internal dan eksternal (resources leveraging).
Prinsip di belakang implementasi aplikasi ini adalah untuk menciptakan suatu proses
bisnis yang cheaper, better, faster pada internal perusahaan, sehingga yang bersangkutan
dapat menawarkan produk dan jasanya kepada pelanggan dengan lebih murah, lebih baik,
dan lebih cepat. Karena implementasi jenis E-Business ini berkaitan erat dengan
manajemen proses perusahaan, maka tidak heran jika harus dilakukan suatu perubahanperubahan
pada level operational (reengineering) sebagai salah satu kunci keberhasilan.
Tentu saja perubahan ini bagi perusahaan memiliki arti tingginya resiko yang harus
dihadapi selama proses perubahan berlangsung.

Kuadran 4: Breakthrough Strategies
Kuadran terakhir ini merupakan suatu keadaan dimana perusahaan benar-benar
menggantungkan dirinya pada kehandalan sistem E-Business yang dikembangkan.
Alasan pertama adalah tingginya ketergantungan perusahaan terhadap aplikasi terkait.
Sementara alasan kedua adalah karena perusahaan berusahan untuk membangun suatu
sistem yang membedakannya dengan perusahaan-perusahaan lain dalam industri sejenis.
Contohnya adalah virtual bank yang memungkinkan nasabahnya untuk melakukan
transaksi perbankan dari berbagai kanal distribusi seperti personal computer, web-TV,
Personal Digital Assistant, handphone, dan lain sebagainya. Transaksi yang dapat
dilakukan nasabah tidak hanya seputar transfer uang saja, namun lebih jauh lagi dapat
untuk melakukan hal-hal lain seperti membayar rekening listrik dan telepon, memesan
kebutuhan sehari-hari, bermain saham, dan lain sebagainya. Hal tersebut dimungkinkan
untuk dilakukan karena bank tersebut telah menjalin hubungan secara on-line dan real
time dengan berbagai rekanan bisnisnya. Tentu saja kemudahan-kemudahan tersebut
merupakan kekuatan dan keunggulan perusahaan dibandingkan dengan bank-bank
lainnya. Dengan dibangunnya aplikasi-aplikasi E-Business yang kompleks dan canggih,
perusahaan secara signifikan dapat meciptakan suatu segmen pasar baru dimana
konsumen dapat melakukan pembelian terhadap produk atau jasa perusahaan dari mana
saja, kapan saja, dan dimana saja. Melihat tingkat kesulitan dan tingginya ketergantungan
perusahaan pada infrastruktur teknologi informasinya (karena hampir seluruh revenue
berasal darinya), maka resiko yang dihadapi pun tidaklah kecil.
Pada akhirnya, perusahaan harus benar-benar jeli dalam mempermainkan portofolio
aplikasi-aplikasi E-Business dalam perusahaannya. Memahami proses pemetaan masing
masing jenis aplikasi internal pada E-Business Value Matrix berarti pula mencoba untuk
mengerti prinsip-prinsip bisnis yang harus dipergunakan sebagai pegangan. Kuadran 1
dan Kuadran 3 pada prinsipnya bertujuan untuk melakukan efisiensi, sehingga justifikasi
pembelian aplikasi dengan manfaat yang diperoleh harus dipertimbangkan secara
sungguh-sungguh (cost and benefit), sementara Kuadran 2 dan Kuadran 4 merupakan
usaha untuk meningkatkan sumber pendapatan perusahaan, sehingga harus dipelajari
sungguh-sungguh efektivitas model bisnis yang ditawarkan kepada pelanggan. Perspektif
lain dapat pula dipergunakan dalam melakukan analisa. Contohnya adalah Kuadran 3
dan Kuadran 4 yang memiliki fungsi yang kritikal bagi perusahaan, sehingga mau tidak
mau perusahaan harus memilikinya dan mengimpelemtnasikannya secara efektif.
Sementara Kuadran 1 dan Kuadran 2 merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan akan
aplikasi E-Business hanya merupakan suatu tambahan belaka bagi perusahaan (nice to
have). Dengan mengerti secara sungguh-sungguh peranan aplikasi E-Business bagi
perusahaan, maka nischaya manajemen dapat menentukan dan mengembangkan strategi
yang tepat dan sesuai dengan visi dan misi usaha yang dicanangkan

No comments:

Post a Comment