Sunday, June 30, 2013

Evolusi Electronic Business di Perusahaan


Evolusi Electronic Business di
Perusahaan

Secara alami, perusahaan konvensional yang berniat untuk mengimplementasikan EBusiness
biasanya akan melalui tahapan evolusi. Perubahan secara perlahan-lahan
merupakan suatu kewajaran karena selain manajemen tidak mau mengambil resiko besar,
biasanya yang bersangkutan masih ingin melihat seberapa “visible” medium internet
dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya (wait-and-see). Mayoritas dari
perusahaan-perusahaan ini biasanya akan menjalani 6 (enam) tahapan pengembangan EBusiness
(Hartman, 2000) seperti yang diperlihatkan pada diagram berikut.

Brochurware
Pada tahap pertama, perusahaan biasanya menggunakan internet sebagai medium untuk
berpromosi (marketing). Istilah “brochurware” sendiri memiliki makna dipergunakannya
internet sebagai sarana untuk mengembangkan brosur elektronik. Jenis-jenis informasi
standar yang biasa diletakkan dalam situs perusahaan adalah: profil perusahaan,
informasi produk dan pelayanan yang ditawarkan, nomor telepon yang dapat dihubungi,
dan lain sebagainya. Pada dasarnya yang terjadi pada tahap ini adalah dipergunakannya
internet sebagai medium komunikasi satu arah, dimana para calon pelanggan dapat
melakukan pencarian (browsing) informasi sehubungan dengan seluk beluk perusahaan
melalui fasilitas-fasilitas pada situs terkait.
Customer Interactivity
Sesuai dengan namanya, pada tahapan berikut perusahaan mulai mengembangkan
kemampuan aplikasi situsnya untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah
(dialog) antara perusahaan dengan para konsumennya (atau calon pelanggan). Contohnya
adalah fasilitas interactive chatting yang memungkinkan para pelanggan untuk secara
interaktif berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan bagian customer service
perusahaan secara real time, atau yang lebih canggih lagi melalui fasilitas multimedia
semacam tele conference yang memungkinkan seorang pelanggan untuk bertatap muka
dengan manajemen perusahaan melalui kamera. Prinsip yang dikembangkan di sini
adalah untuk menciptakan relasi atau hubungan interaktif dengan konsumen sebagai salah
satu faktor yang menentukan aspek kepuasan dan loyalitas pelanggan. Yang perlu dicatat
adalah, secara internal perusahaan, terkadang dibangun pula suatu mekanisme yang
memudahkan para karyawan (manajemen dan staf) untuk melakukan komunikasi efektif
(interaktif) melalui penggunaan teknologi informasi. Contohnya adalah penerapan konsep
intranet dan groupware sebagai sarana untuk komunikasi, kooperasi, dan kolaborasi.
Transaction Enabler
Tahap selanjutnya adalah pengembangan suatu aplikasi yang memungkinkan terjadinya
transaksi bisnis secara elektronik (E-Commerce). Paling tidak terdapat dua jenis transaksi
bisnis yang umumnya terjadi. Jenis pertama adalah mekanisme pembelian produk atau
jasa oleh konsumen melalui internet. Aktivitas perdagangan seperti pemilihan barang
melalui katalog, penawaran harga, sampai dengan pembayaran semuanya dilakukan
melalui fasilitas yang tersedia di situs perusahaan. Jenis transaksi kedua adalah yang
terjadi antara perusahaan dengan rekanan bisnisnya. Contoh klasiknya adalah pembelian
barang-barang yang dibutuhkan perusahaan melalui jaringan ekstranet, yaitu infrastruktur
teknologi informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pemasok barangnya
(supplier)
One-to-One Relationship
Pengembangan infrastruktur E-Business selanjutnya adalah untuk menuju kepada apa
yang diistilahkan sebagai “One-to-One Relationship”, yaitu mekanisme yang
memungkinkan terjadinya transaksi perdagangan antar individu. Secara prinsip yang
terjadi di sini adalah mekanisme penjualan produk atau pelayanan berbasis individu, yang
memungkinkan masing-masing konsumen untuk berhubungan secara eksklusif dengan
individu lain secara bebas. Contoh yang paling jelas adalah dalam bisnis perlelangan atau
penjualan mata uang (money changer). Dampak dari mekanisme perdagangan seperti ini
adalah dimungkinkannya seorang konsumen untuk memperoleh harga spesifik yang
berbeda dengan konsumen-konsumen lainnya.

Real Time Organizations
Pada tahap kelima ini yang terjadi adalah bisnis non-stop 24 jam dimana seluruh
transaksi telah diambil alis secara otomatis oleh komputer. Secara real time calon penjual
dan pembeli melalui situs perusahaan dapat bertemu dan melakukan transaksi saat itu
juga. Aspek real time yang dapat dirasakan manfaatnya adalah dapat dikonsumsikannya
produk atau pelayanan pada saat itu juga, yaitu ketika pembayaran melalui kartu kredit
misalnya telah terotorisasi dari bank yang bersangkutan. Aplikasi yang kompleks
merupakan salah satu kunci kerberhasilan sebuah perusahaan yang telah mencapai
tahapan pengembangan E-Business semacam ini.

Communities of Interests
Tahap terakhir dalam evolusi E-Business adalah kemampuan perusahaan dalam
membentuk sebuah komunitas di dunia maya, yang terdiri dari para konsumen dan
rekanan bisnis yang saling bekerja sama untuk menciptakan value di internet. Hubungan
antara perusahaan dengan konsumen, content partners, advertisers, dan komunitas
lainnya akan menciptakan berbagai model bisnis baru yang selanjutnya akan menjadi
sebuah peluang usaha yang layak untuk dikembangkan.
Kecepatan evolusi perusahaan dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan EBusiness
sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang
memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa perusahaan yang
bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi
mereka yang ingin menerapkan E-Business dengan “aman” dan “terkendali”, alur
pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.

No comments:

Post a Comment