Kuliah Umum
IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2005
IlmuKomputer.Com
1
Pengantar e-Learning
dan Pengembangannya
Romi Satria Wahono
Koordinator Umum IlmuKomputer.Com
Peneliti Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI)
“The next big killer application for the Internet is going to
be education”
John Chambers, CEO of Cisco Systems
Pendahuluan
Seiring dengan
perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan
suatu konsep dan
mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tidak
terelakkan lagi. Konsep
yang kemudian terkenal dengan sebutan e-Learning ini membawa
pengaruh terjadinya
proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik
secara isi (contents)
dan sistemnya. Saat ini konsep e-Learning sudah banyak diterima oleh
masyarakat dunia,
terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga pendidikan
(sekolah, training dan
universitas) maupun industri (Cisco System, IBM, HP, Oracle,
dsb).
John Chambers yang merupakan CEO dari perusahaan Cisco System mengatakan
bahwa untuk
era ke depan, aplikasi
dalam dunia pendidikan akan menjadi “killer application” yang sangat
berpengaruh. Departemen
perdagangan dan departemen pendidikan Amerika Serikat bahkan
bersama-sama
mencanangkan Visi 2020 berhubungan dengan konsep pendidikan berbasis
Teknologi Informasi
(e-Learning) [Vision, 2002].
Makalah ini akan
memfokuskan pembahasan pada aplikasi eLearning dan pengembangannya.
Bagaimana seharusnya
aplikasi e-Learning dikembangkan dengan menyeimbangkan antara
kebutuhan pengguna dan
keinginan dari pengembang. Penjelasan akan dimulai dari pengertian
eLearning, mengapa kita
memerlukan e-Learning, sejarah e-Learning, beberapa analisa
kegagalan eLearning dan
strategi pengembangannya e-Learning.
Pengantar e-Learning
Definisi
Istilah e-Learning mengandung pengertian
yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang
menguraikan tentang definisi e-Learning
dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang
cukup dapat diterima banyak pihak
misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley,
2001] yang
menyatakan:
e-Learning merupakan suatu jenis
belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa
dengan menggunakan media Internet,
Intranet atau media jaringan
komputer lain.
LearnFrame.Com dalam
Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi
yang lebih luas bahwa:
e-Learning adalah sistem pendidikan
yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar
dengan media Internet, jaringan
komputer,maupun komputer
standalone.
Definisi lain e-Learning dengan berbagai
sudut pandang dapat dipelajari secara lengkap dari:
http://www.google.com/search?num=30&hl=en&lr=&ie=UTF-8&oe=UTF-8&q=define%3A%20e-learning
Dari puluhan atau bahkan ratusan
definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau
konsep pendidikan yang memanfaatkan
teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat
disebut sebagai suatu e-Learning.
Mana Yang Benar “elearning”
atau “e-learning” ?
Sebenarnya kita tidak perlu
mendikotomikan perbedaan penggunaan kata-kata diatas. Bagaimanapun
juga, apabila ingin mencoba menganalisa,
fenomenanya sedikit mirip dengan kata “email” dan
“e-mail”. Sampai tahun 1998 hampir semua
orang menggunakan istilah “e-learning” (dengan tanda
hubung). Cisco menggunakan
istilah “e-learning” dan SmartForce menggunakan terminologi
“e-Learning Company”.
Setelah mulai matang dan banyak dikenal,
tanda hubung mulai tidak digunakan. Sehingga
digunakanlah istilah “elearning” atau “eLearning”
(tanpa tanda hubung). Microsoft menggunakan
istilah “eLearn” demikian juga dengan
beberapa vendor lain.
Saat ini pemakaian kata “e-learning”
(dengan tanda hubung) masih lebih banyak daripada elearning
(tanpa tanda hubung). Mesin pencari google.com
membuktikan fakta ini seperti di bawah:
• 4.150.000 hasil untuk
pencarian dengan kata “elearning” (tanpa tanda hubung)
• 6.340.000 hasil untuk
pencarian dengan kata “e-learning” (dengan tanda hubung)
Setelah itu beberapa variasi kata
berkembang dengan penggunaan huruf kapital atau huruf kecil
untuk “L”.
Hakektnya tidak ada yang salah atau yang
benar, karena kedua kata tersebut dapat digunakan
sebagai terminologi yang benar. Pada
makalah ini akan digunakan kata e-Learning untuk
penyeragaman.
Keuntungan Menggunakan
e-Learning
Keuntungan menggunakan
e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
• Menghemat
waktu proses belajar mengajar
• Mengurangi
biaya perjalanan
• Menghemat
biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
• Menjangkau
wilayah geografis yang lebih luas
• Melatih
pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Gambar 1 merupakan
salah satu contoh sistem e-Learning yang diimplementasikan oleh
perusahaan Cisco System
untuk Cisco Networking Academy Program (CNAP). Saat ini
merupakan salah satu
contoh sistem e-Learning yang cukup berhasil, dimana telah digunakan
oleh seluruh level
academy CNAP baik CATC (Cisco Academy Training Center), Regional
Academy maupun Local
Academy.
Gambar 1: Sistem
e-Learning Cisco Networking Academy
Aplikasi e-Learning
Dari Masa ke Masa
Uraian singkat tentang
perkembangan e-Learning dari masa ke masa adalah seperti di bawah
[Cross, 2002]:
1990: CBT (Computer
Based Training)
Era dimana mulai
bermunculan aplikasi e-Learning yang berjalan dalam PC standalone ataupun
berbentuk kemasan
CD-ROM. Isi berupa materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia
(video dan audio) dalam
format MOV, MPEG-1 atau AVI. Perusahaan perangkat lunak
Macromedia mengeluarkan tool pengembangan bernama Authorware,
sedangkan Asymetrix
(sekarang bernama
Click2learn) juga mengembangkan perangkat lunak bernama Toolbook.
1994: Paket-Paket CBT
Seiring dengan mulai
diterimanya CBT oleh masyarakat, sejak tahun 1994 muncul CBT dalam
bentuk paket-paket yang
lebih menarik dan diproduksi secara massal.
1997: LMS (Learning
Management System)
Seiring dengan
perkembangan teknologi internet di dunia, masyarakat dunia mulai terkoneksi
dengan Internet.
Kebutuhan akan informasi yang cepat diperoleh menjadi mutlak, dan jarak
serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Disinilah muncul sebutan Learning Management System
atau biasa disingkat
dengan LMS. Perkembangan LMS yang semakin pesat membuat pemikiran
baru untuk mengatasi
masalah interoperability antar LMS yang ada dengan suatu standard.
Standard yang muncul
misalnya adalah standard yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry
CBT Committee), IMS,
IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
1999: Aplikasi
e-Learning Bebasis Web
Perkembangan LMS menuju
ke aplikasi e-Learning berbasis Web secara total, baik untuk
pembelajar (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan
dengan situs-situs
portal yang pada saat ini boleh dikata menjadi barometer situs-situs informasi,
majalah, dan surat
kabar dunia. Isi juga semakin kaya dengan berpaduan multimedia, video
streaming, serta
penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standard,
berukuran kecil dan
stabil.
Strategi Pengembangan
e-Learning
Ketika kita berbicara
tentang strategi pengembangan e-Learning, maka hakekatnya adalah sama
saja dengan strategi
pengembangan perangkat lunak. Hal ini karena e-Learning adalah juga
merupakan suatu
perangkat lunak. Dalam ilmu rekayasa perangkat lunak (software engineering),
ada beberapa tahapan
yang harus kita lalui pada saat mengembangkan sebuah perangkat lunak
(Gambar 2).
Gambar 2:
Tahapan Rekayasa Perangkat Lunak
Masalah analisa
kebutuhan pada makalah ini ditonjolkan karena ini hal terpenting yang sering
dilupakan oleh
pengembang aplikasi e-Learning. Pengembang terobsesi untuk membuat aplikasi
e-Learning terlengkap
dan terbaik, padahal itu belum tentu sesuai dengan kebutuhan sebenarnya
dari pengguna.
Saat ini sebenarnya
industri e-Learning sedang mengalami krisis, yang berakibat ke kegagalan
Requirement
Analysis
And
Specification
Design
Coding
Testing
Mainte
nance
e-Learning. Dari sebuah
studi tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40
perusahaan besar
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja (lebih dari 68%) menolak untuk
mengikuti
pelatihan/kursus yang menggunakan konsep e-Learning. Ketika e-Learning itu
diwajibkan kepada
mereka 30% menolak untuk mengikuti [Dublin, 2003]. Sedangkan studi lain
mengindikasikan bahwa
dari orang-orang yang mendaftar untuk mengikuti e-Learning, 50-80%
tidak pernah
menyelesaikannya sampai akhir [Delio, 2000].
Dari berbagai literatur
yang ada, kegagalan e-Learning sebagian besar diakibatkan oleh
kegagalan dalam analisa
kebutuhan yang mengandung pengertian bahwa pengembang tidak
berhasil meng-capture
apa sebenarnya kebutuhan dari pengguna (user needs).
Hasil dari proses
analisa kebutuhan (requirements analysis) pengguna diterjemahkan sebagai
fitur-fitur yang
sebaiknya masuk dalam sistem e-Learning yang kita kembangkan.
Sebagai pedoman
fitur-fitur yang biasanya disediakan dalam sistem e-learning adalah seperti di
bawah. Contoh di bawah
belum tentu melingkupi seluruh kebutuhan pengguna. Demikian juga
belum tentu sebuah
sistem e-Learning harus memasukkan semua fitur-fitur di bawah.
Kembangkan sistem
berdasarkan kepada kebutuhan pengguna yang sebenarnya (user needs).
1. Informasi tentang
unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar
• Tujuan
dan sasaran
• Silabus
• Metode
pengajaran
• Jadwal
kuliah
• Tugas
• Jadwal
Ujian
• Daftar
referensi atau bahan bacaan
• Profil
dan kontak pengajar
2. Kemudahan akses ke
sumber referensi
• Diktat
dan catatan kuliah
• Bahan
presentasi
• Contoh
ujian yang lalu
• FAQ
(frequently asked questions)
• Sumber-sumber
referensi untuk pengerjaan tugas
• Situs-situs
bermanfaaat
• Artikel-artikel
dalam jurnal online
3. Komunikasi dalam
kelas
• Forum
diskusi online
• Mailing
list diskusi
• Papan
pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah,
informasi tugas dan
deadline-nya)
4. Sarana untuk
melakukan kerja kelompok
• Sarana
untuk sharing file dan direktori dalam kelompok
• Sarana
diskusi untuk mengerjakan tugas daam kelompok
5. Sistem ujian online
dan pengumpulan feedback
Beberapa Contoh
Aplikasi e-Learning dan Penerapannya
Beberapa contoh
aplikasi e-learning yang ada termasuk penerapan dalam berbagai bidang dapat
dipelajari dari
screenshoot di bawah.
Gambar 3: Moodle
- Learning Management System (LMS) Berbasis Opensource
[http://moodle.org]
Gambar 4:
ATutor: Learning Content Management System (LCMS) Berbasis Opensource
[http://atutor.ca]
Gambar 5: Video
on Demand dari Cisco System
Kuliah Umum
IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2005
IlmuKomputer.Com
8
Gambar 6:
IlmuKomputer.Com – Sistem eLearning Gratis Berbasis Aktifitas Komunitas
[http://ilmukomputer.com]
Gambar 7: Sistem
e-Learning Cisco Networking Academy
[http://cisco.netacad.net]
Gambar 8: Sistem
e-Learning untuk Pelatihan dan Sertifikasi Penerbangan pada Merpati
Training Center
[http://sbumtc.com]
Penutup
Artikel ini memberikan
sebuah pengantar tentang e-Learning dan pengembangannya. Sistem
e-Learning adalah
mutlak diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan jaman dengan
dukungan Teknologi
Informasi dimana semua menuju ke era digital, baik mekanisme maupun
konten. Pengembangan
sistem e-Learning sistem harus didahului dengan melakukan analisa
terhadap kebutuhan dari
pengguna (user needs). Sesuai dengan paradigma rekayasa sistem dan
perangkat lunak,
kebutuhan dari pengguna ini memiliki kedudukan tertinggi, dan merupakan
dasar kreasi dan kerja
pengembang. Ini semua untuk mencegah terjadinya kegagalan
implementasi dari
sistem e-learning yang sebagian besar diakibatkan bahwa sistem yang
dikembangkan tidak
sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pengguna.
Referensi
[Dublin , 2003] Dublin,
L. and Cross, J., Implementing eLearning: getting the most from
your elearning
investment, the ASTD
International Conference, May 2003.
[Delio, 2000] Michelle
Delio, Report: Online Training ‘Boring’, Wired News, located
at www.wired.com/news/business/0,1367,38504,00.html
[Glossary, 2001] Glossary
of e-Learning Terms, LearnFrame.Com, 2001.
[Hartley, 2001] Darin
E. Hartley, Selling e-Learning, American Society for Training and
Development, 2001.
Kuliah Umum
IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2005
IlmuKomputer.Com
10
[Cross, 2002] Jay Cross
and Ian Hamilton, Beyond eLearning, Internet Time Group,
[Romi, 2003a] Romi
Satria Wahono, Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis,
IlmuKomputer.Com, 2003.
[Romi, 2003b] Romi
Satria Wahono, Spiralisasi Pengetahuan: Teknik Menghidupkan
Pengetahuan Kita, IlmuKomputer.Com, 2003.
[Romi, 2004a] Romi
Satria Wahono, Strategi Membangun Komunitas Maya: Studi Kasus
IlmuKomputer.Com, Seminar MIFTA 2004: Urgensi Penggunaan IT
Sebagai Upaya
Akselerasi Menuju
Kemajuan Umat, MIFTA, June 03 2004.
[Vision, 2002] Vision
2020: Transforming Education and Training Through Advanced
Technologies, U.S. Department of Commerce,
www.ta.doc.gov, 2002.
Biografi Penulis
Romi Satria Wahono. Lahir di Madiun, 2 Oktober 1974.
Menamatkan SMU di SMU
Taruna Nusantara, Magelang pada tahun
1993. Menyelesaikan
program S1 dan S2 di Department of
Information and
Computer Sciences, Saitama University,
Jepang
pada tahun 1999 dan
2001. Di Indonesia berstatus sebagai peneliti
pada instansi Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tepatnya
di Pusat Dokumentasi
Informasi Ilmiah (PDII). Kompetensi inti
adalah pada bidang Software
Engineering, eLearning System,
Knowledge Management, dan Web Engineering. Aktif sebagai
penulis, dimana ratusan
tulisan berupa scientific paper, artikel, dan
tutorial telah
diterbitkan dalam berbagai proceedings conference, jurnal ilmiah, majalah,
koran
dan portal, bertaraf
nasional maupun internasional. Juga merupakan guest reviewer dari
International Journal
of Computers and Applications,
dan beberapa journal internasional lain.
Romi Satria Wahono
mendapatkan penghargaan dari PBB pada pertemuan puncak WSIS (World
Summit on Information
Society) tahun 2003 di jenewa,
sebagai pendiri dari
IlmuKomputer.Com. Penghargaan yang diterima adalah Continental
Best Practice Examples
(special mentions) in
the Category e-Learning.
Informasi lebih lanjut
tentang penulis bisa didapat melalui:
Email: romi@romisatriawahono.net
URL: http://romisatriawahono.net
No comments:
Post a Comment